Tariqat Kita adalah Jalan Paling Murni yang Mengikuti Nabi

Tariqat Kita adalah Jalan Paling Murni yang Mengikuti Nabi

Suhbah Mawlana Shaykh Muhammad Adil ar-Rabbani QS di Shaykh Nazim Dergah, Lefke, Turki. Ba’da Shubuh 4 Juli 2021 (23 Dzulqaidah 1442 H)

أَعُوْذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ   بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ

Kita bersyukur kepada Allāh ﷻ, bahwasanya tarīqat kita adalah tarīqat Nabi Muhammad ﷺ. Jalan kita adalah jalan yang menuju Nabi ﷺ. Semua yang beliau lakukan adalah kewajiban tarīqat, adab dan jalannya. Setiap ibadah harian yang kita lakukan dalam tarīqat kita, baik yang fardhu, wājib, sunnah maupun nafilah (tambahan), semua itu kita lakukan sesuai dengan jalan Nabi kita ﷺ. Alhamdulillah. Jalan ini adalah jalan keimanan dan jalan umat Islam yang benar. Jalan ini bukanlah jalan orang-orang yang munafik dan orang-orang kafir. Ini adalah jalan umat Islam yang murni. Kenapa? Karena kita mencoba untuk melakukan semua hal yang pernah dilakukan oleh Baginda Nabi ﷺ. Kita mencoba untuk menirunya dengan mengikuti sunnah beliau ﷺ.

Karena itu, siapa pun yang mengikuti jalan ini tidak akan tersesat. Dia sedang mengikuti jalan yang benar dan indah ini. Ini adalah jalan dengan akhir yang baik. Dengan amalan dalam keseharian kita, dzikir (tasbihat), cara kita berpakaian, makan dan minum, dengan setiap tindakan kita, kita berusaha menyerupai Baginda Nabi ﷺ semampu kita, insya Allah. Tak ada satu pun dari apa yang kita lakukan berada di luar sunnah Nabi ﷺ. Semua sunnah dan fardhu (wajib) dilakukan dengan cara yang indah yang berasal dari Nabi kita ﷺ dan Khulafāʾ Rāshidūn yang mencontoh beliau ﷺ. Siapa pun yang ingin menirunya harus mengikuti tarīqat kita. Dia harus berada dalam tariqat Naqsybandī, karena jalan ini tidak pernah menyesatkan. Semuanya benar-benar seperti apa yang biasa dilakukan oleh Baginda Nabi ﷺ. Tidak ada yang bertentangan dengan beliau ﷺ. Tariqat ini sesuai seratus persen dengan tindakan Baginda Nabi ﷺ. Tasbihat (dzikir), amalan harian, nafilah, sunnah – semua itu dilakukan dengan mengikuti Nabi ﷺ, dengan mencontoh beliau.

Oleh karena itu, tidak ada yang bisa mengatakan kepada kita, “Kamu adalah orang-orang kafir. Kamu adalah pelaku bid’ah”. Siapa pun yang mengatakan demikian adalah para pelaku bid’ah itu sendiri. Bagi mereka yang mengatakan bahwa kita adalah kafir dan pelaku bid’ah, maka pertama-tama, menyebut seorang muslim sebagai kafir dilarang oleh Nabi ﷺ. Barang siapa yang mengatakan kepada seorang muslim bahwa ia adalah orang yang tidak beriman, maka tuduhan itu berbalik kepada dirinya sendiri, demikian sabda Nabi ﷺ. Dan kedua, ketika mereka menuduh bid’ah, maka mereka hakikatnya telah membuat bid’ah itu sendiri. Karena mereka adalah orang-orang yang merusak keimanan dan agama mereka.

Kita bersyukur kepada Allah ﷻ bahwa keimanan kita berlandaskan pada [akidah] Māturīdiyah atau Asyʿariyah. Madzhab kita adalah Hanafi, Syafi’i, Māliki dan Hanbali. [Dalam syariah], kita berada di atas empat madzhab. Mereka adalah Ahlussunnah wal Jamā’ah. Beberapa dari orang-orang [yang menuduh bid’ah] itu mengatakan bahwa mereka bermadzhab Hanbali, tetapi mereka tidak menerima [akidah] Māturidiyah dan Asy’ariyah. Kemudian mereka membuat bid’ah. Keimanan mereka rusak. Seperti halnya mazhab-mazhab yang hancur selain dari empat mazhab utama, mereka yang tidak menerima imam mazhab yang utama membuat bid’ah sendiri. Mereka hidup berdasarkan bid’ah dengan keyakinan dan keimanan yang rusak. Mereka membayangkan Allāh ﷻ menurut pikiran mereka sendiri dan membuat kesalahan terbesar. Kita tidak boleh mengatakan bahwa mereka telah melakukan syirik atau kafir, Allah ﷻ lebih mengetahui tentang mereka. Tapi itulah yang mereka lakukan.

Baginda Nabi ﷺ melarang kita untuk memikirkan Dzat Allah ﷻ. Dan mereka (orang yang berbuat bid’ah itu) berani menyerupakan Allah ﷻ sebagaimana orang Kristen atau orang lain melakukannya, dan menggambarkan Allah ﷻ sesuka hati meraka tanpa merasa takut. Inilah yang disebut sebagai bid’ah dan syirik terbesar.

Sebaliknya, madzhab kita sudah jelas. Keyakinan kita jelas. [Tariqat] ini adalah jalan suci Nabi kita ﷺ. Kita berada di jalan yang sama dengan para saḥābat dan Khulafāʾur Rāshidūn. Oleh karena itu, adalah sebuah kebajikan yang besar untuk terus mengikuti jalan ini. Ini adalah keberkahan yang besar bagi ummat manusia.

Semoga Allah ﷻ menjadikan kita semakin kokoh, insya Allah. Semoga Allah ﷻ tidak membiarkan kita berada dalam kesesatan. Orang-orang [yang berbuat bid’ah itu] telah disesatkan. Dan mereka menyesatkan orang-orang yang berada di jalan yang benar. Mereka datang seperti syetan dan orang-orang yang berpegang teguh menjadi bingung dalam sekejap saja oleh ‘kata-kata [yang seolah-oleh] bijak’, karena itu adalah syetan.

ومن الله التوفيق الفاتحة

(/mn 06072021)

About

Admin menerima naskah atau informasi suhbah untuk dapat dimuat di website. Silakan mengirim email ke: admin@sohbet.id  | 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*