Kebahagiaan ada dalam Agama Islam

Suhbah Mawlana Shaykh Muhammad Adil ar-Rabbani QS di Shaykh Nazim Dergah, Lefke, Turki. Ba’da Shubuh 2 Juli 2021 (21 Dzulqaidah 1442 H)
أَعُوْذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
Allah ﷻ membuka hati seseorang yang akan Dia berikan hidayah (petunjuk) kepadanya.
Sebagaimana Allah ﷻ berfirman,
فَمَنْ يُّرِدِ اللّٰهُ اَنْ يَّهْدِيَهٗ يَشْرَحْ صَدْرَهٗ لِلْاِسْلَامِۚ
“Barangsiapa dikehendaki Allah akan mendapat hidayah (petunjuk), Dia akan membukakan dadanya untuk (menerima) Islam.” (QS Al An’am: 125)
Jika Allah ﷻ menghendaki seseorang mendapatkan hidayah, Dia akan membukakan hatinya. Allah ﷻ akan menjadikannya mencintai agama Islam. Allah ﷻ akan memberikan kepadanya rasa cinta kepada agama Islam. Ini adalah kehendak Allah ﷻ yang indah. Ini merupakan karunia terbaik bagi manusia. Ketika tidak ada petunjuk, manusia tidak tahu apa yang mesti mereka kerjakan. Mereka hidup dalam keadaan gelisah.
Atas kehendak Allah ﷻ, Dia memberikan keimanan dan rasa cinta di dalam hati mereka kepada agama Islam. Ketika mereka mendalami agama Islam, mereka akan menemukan berbagai macam keindahan di dalamnya.
Seseorang yang telah merasakan kelezatannya tidak akan menemukan kelezatan rasa di dalam hatinya kecuali di dalam Islam dan iman. Barang siapa yang telah merasakan kelezatan rasa di dalam hatinya dengan agama Islam dan iman, dia akan mendapatkan kebahagiaan. Karena manusia menginginkan banyak harta di dunia, tetapi berapa pun banyaknya harta yang mereka kumpulkan tidak akan membuat mereka merasa cukup. Hatinya tidak merasa cukup dengan harta yang telah dia peroleh. Tidak ada kebahagiaan.
Ketika manusia memiliki harta yang sedikit, mereka berkata, “Saya ingin memiliki rumah yang lebih luas. Saya ingin mendapatkan pekerjaan yang lebih tinggi. Saya ingin memiliki mobil yang lebih mewah.” Segala sesuatu yang lebih megah dan lebih mewah. Manusia tidak pernah merasa cukup.
Ada orang-orang yang sangat kaya pada zaman sekarang tetapi kekayaan mereka tidak seberapa dibandingkan dengan kekayaan Qarun. Mereka mengejar dunia dengan sangat gigih. Tetapi mereka tidak menemukan kebahagiaan. Mengapa mereka tidak mendapatkan kebahagiaan? Karena mereka mengejar dunia dengan mengikuti egonya. Mereka mengira bahwa egonya akan membawa mereka kepada kebahagiaan.
Ego tidak akan pernah bisa menjadi sarana kebaikan. Kecuali ego itu telah ditundukkan dan diletakkan di jalan Allah ﷻ. Jangan berpikir bahwa ego akan memberikan manfaat apa pun kepada kalian.
Oleh karena itu, anugerah terbesar dari Allah ﷻ kepada manusia adalah dibukakan hatinya oleh Allah ﷻ kepada agama Islam dan iman. Jika tidak demikian, maka seseorang tidak akan memperoleh manfaat apa-apa. Seseorang yang mengalami kegelisahan dan ketertutupan hatinya, tidak akan mencapai kebahagiaan yang sejati baik di dunia maupun di akhirat.
Orang-orang zaman sekarang, bahkan orang-orang Islam, mengatakan bahwa mereka tidak bahagia. Mereka tidak bahagia karena mereka mencari kebahagiaan dengan cara yang sama dengan orang lain pada umumnya di dunia. Kalian telah membaca, mendengarkan, dan memahami petunjuk dari Allah bahwa barang siapa yang mengikuti mereka [orang-orang yang tidak beriman], maka dia telah menyia-nyiakan hidupnya, tidak berguna, dan tidak mendapatkan imbalan apa-apa.
Allah ﷻ telah menunjukkan jalan yang indah. Tetapi manusia tertipu dengan mengikuti egonya. Bukannya mereka meningkatkan diri mereka, tetapi malahan mereka merendahkan diri mereka. Semoga Allah ﷻ melindungi kita dari kejahatan ego kita.
.ومن الله التوفيق الفاتحة
(/hf 05072021)
Leave a Reply