Jangan Mencari-cari Kesalahan Orang Lain

Suhbah Mawlana Shaykh Muhammad Adil ar-Rabbani QS di Shaykh Nazim Dergah, Lefke, Turki, ba’da Shubuh 3 Juli 2021 (21 Dzulqaidah 1442 H)
أعوذ بالله من الشيطان الرجيم. بسم الله الرحمن الرحيم
Allāh ﷻ berfirman,
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا مِّنَ الظَّنِّۖ اِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ اِثْمٌ وَّلَا تَجَسَّسُوْا وَلَا يَغْتَبْ بَّعْضُكُمْ بَعْضًاۗ
“Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain.” (QS. Al Hujurat: 12)
Ayat Al-Qur’an tersebut di atas dimaksudkan agar manusia dan orang-orang beriman tidak saling curiga di antara mereka. Jauhilah buruk sangka. Berburuk sangka tentang orang lain tidaklah baik. Dan janganlah kalian saling memfitnah. Semua itu menyebabkan sesuatu yang buruk. Perbuatan buruk itu dapat menghapus amal shaleh yang telah dilakukan oleh seseorang. Tidak peduli seberapa banyak kalian beribadah kepada Allah ﷻ, jika kalian memiliki sifat mencari-cari kesalahan orang lain dan menggunjing, maka itu tidak boleh kalian lakukan. Kalian harus berhati-hati. Tidak baik untuk berprasangka buruk tentang seseorang tanpa mengetahui hal itu dengan pasti. Kemudian kalian bisa jadi akan melakukan kesalahan kepadanya. Dan jika dia tidak ridha kepada kalian, maka kalian akan mendapatkan hukuman di ākhirat.
Oleh karena itu, syetan berusaha untuk menimbulkan fitnah dan kecurigaan yang lebih buruk di antara umat Islam. Agar tidak memiliki kecurigaan yang buruk, setiap orang harus tahu mana yang benar dan mana yang tidak. Berbicara tanpa mengetahui hal yang sebenarnya adalah kecurigaan. Sama halnya dengan fitnah. Bahkan jika kalian mengatakan yang sebenarnya, maka hal itu masih tergolong memfitnah.
Karena kita hidup di akhir zaman, segala macam hal saat ini sedang terjadi. Jika ada sesuatu yang kalian ketahui tentang seseorang, kalian harus memperingatkan orang lain tentang hal itu. Karena mereka masuk ke dalam kondisi sedemikian rupa sehingga dari segi agama mereka terlihat alim, padahal mereka menipu orang lain dan berpikir bahwa mereka mendapatkan sesuatu dari hal itu. Terhadap orang seperti itu, hal ini bukan termasuk fitnah. Ini adalah peringatan terhadap hal-hal yang mereka lakukan karena banyak orang yang rugi karenanya. Sebagian dari mereka [yang awam] adalah orang-orang yang mengalami kerugian secara fisik, dan semakin banyak orang yang mengalami kerugian secara rohani.
Ketika kalian melihat orang-orang seperti itu dan mengatakan bahwa mereka buruk dan seperti ini dan itu, maka diperbolehkan untuk menyampaikan tentang mereka. Hal itu tidak dianggap memfitnah. Akan tetapi, yang salah ada jika berbicara tentang seseorang tanpa mengetahui hal yang sebenarnya. Adalah salah jika membicarakan semua orang tanpa mengetahui dengan pasti. Karena seperti yang kita [Mawlana] sampaikan, seseorang yang kalian yakini tentangnya bisa saja menjadi kebalikannya, dan seseorang yang tidak kalian percayai bisa jadi adalah orang yang benar.
Oleh karena itu, penting untuk memastikan informasinya seratus persen benar untuk memperingatkan orang lain dan melindungi mereka dari bahaya [akibat sifat seseorang yang buruk]. Meskipun demikian, Allah ﷻ menciptakan manusia dengan ego/nafsu. Hal seperti itu ada di mana-mana, di setiap masyarakat. Surat dan pemberitahuan datang ke ponsel kita dari aparat yang berwajib dengan peringatan terhadap penipuan. Kita harus berhati-hati, tidak hanya di sini tetapi juga di tempat lain. Kita tidak boleh memberikan kesempatan kepada orang-orang seperti itu agar mereka tidak melakukan dosa. Dan semoga orang-orang yang menggunjingnya tidak berbuat dosa, insya Allah.
.ومن الله التوفيق. الفاتحة
(/mn 04072021)
Leave a Reply