Bekerja dan Beribadah Karena Allah

Suhbah Jummu’ah Mingguan Mawlana Syaikh Nazim QS oleh Syaikh Bahauddin

Assalamu’Alaykum WarahmatuLLAAHi Wabarakatuh. BismiLLAAHir Rahmaanir Rahiim

JUMMU’AH MUBARAK!

Setiap orang bekerja [mencari nafkah] dalam kehidupan ini, semua orang melakukan sesuatu [yakni bekerja dalam suatu bidang pekerjaan atau profesi tertentu]. [Akan tetapi] Kebanyakan orang bekerja secara seperti halnya robot, tidak berfikir [yakni tidak merenungkan makna dari bekerja], mereka bekerja hanya untuk makan, minum, berdansa-dansi dan untuk melakukan apa saja yang menyenangkan hawa nafsu mereka.

[Hanya ada] Sebagian kecil dari umat manusia yang bekerja demi untuk kebaikan diri mereka dan demi untuk keimanan mereka kepada Tuhan dan kehidupan Akhirat. Mereka berjuang keras demi untuk mendapatkan kemuliaan dan penghormatan dalam pandangan Tuhan mereka. Inilah jalan yang benar bagi umat manusia. [Dengan menempuh jalan – yakni niatan yang benar dalam bekerja mencari nafkah – yang seperti ini] Memberikan Kedamaian dan Kebahagiaan di dalam Hati. Di antara melakukan kerja dan ibadah, hendaknya kita melihat: yang mana yang paling Bernilai.

Dengan berpikir [ketika sedang beribadah]: “Ini merupakan ibadah terakhirku” maka hal ini menjadikan ibadah yang sedang dilakukan orang itu menjadi ibadah yang paling berharga. Di mana semua rasa akan hadir di dalam qalbu. Tidak memikirkan apapun dari kehidupan ini, tapi memusatkan perhatian hanya pada kematian dan kehidupan setelah mati. Siapa saja yang [dalam beribadah] berpikir dengan cara seperti ini akan menyatukan hatinya di dalam Hadirat Ilahiyyah Tuhan-nya. Hal inilah yang memberi nilai pada amal ibadahnya.

Jika hati tidak hadir ketika sedang melakukan amal ibadah, maka amalan itu tidak dilakukan dengan baik.

(/sh 27062020)